Sering kali orang membuat definisi jati diri adalah jawaban dari 3 pertanyaan ini:
1. Siapa aku?
jalani saja hidup ini.
Bolehkah Kita Mengabaikan Penemuan Jati Diri?
Apakah kita perlu “meributkan” tentang jati diri? Ya, kita perlu memahami siapa diri kita. Jika tidak, untuk apa kita hidup? Hidup kita akan tanpa arah, tanpa makna, tanpa arti. Sebab, bagaimana kita bisa memiliki hidup yang bermakna sementara kita tidak mengetahui siapa kita dan mau kemana.
Jadi jawabannya: kita tidak boleh mengabaikan ini, kecuali Anda ingin hidup berlalu tanpa makna.
Apakah Jati Diri Itu Membahas Bakat dan Ketertarikan Kita?
Tentu saja kita memahami bahwa kita memiliki keunikan masing-masing. Mencari kelebihan dan potensi unik kita tentu saja sangat penting dalam kehidupan kita. Namun, yang kita perlukan tidak sebatas menemukan bakat spesial kita. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa orang yang sukses itu sudah menemukan jati dirinya.
Dimanakah Kita Bisa Menemukan Jadi Diri Kita?
Tidak ada yang lebih mengetahui diri kita selain yang menciptakan kita, Allah Yang Maha Mengetahui. Mengapa kita harus mencari makna jati diri dari selain Allah? Mengapa hidup kita dikendalikan oleh konsep-konsep jati diri yang bukan dari Allah? Ini sangat penting, sebab dari Allahlah kita akan menemukan jawaban yang tepat, dijamin tidak akan salah sehingga hidup kita akan lebih berarti.
Tentu saja, Anda tetap boleh (bahkan harus) untuk terus menggali bakat dan potensi Anda. Yang ingin saya tekankan disini, bahwa jati diri itu bukan sebatas itu. Itu adalah keunikan Anda, bukan jati diri Anda.
Jati Diri Manusia SesungguhnyaSiapa Aku?
Manusia adalah mahluq Allah yang terbuat dari tanah dan berikan ruh olah Allah. Kemudian manusia dilengkapi dengan potensi hati, akal, dan jasad. Hati dan akal adalah potensi yang menyebabkan manusia memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan makhluq lainnya.
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As Sajdah:7-9)Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (QS. Al Hijr:28)
Ada dua tujuan penciptaan manusia yang saling terkait yaitu dijadikan khalifah dimuka bumi dan untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada tujuan lain! Semua aktivitas, semuanya harus dalam rangka kedua peran kita ini. Sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah.
Untuk itu, Allah sudah membeli kita semua dengan potensi yaitu hati, akal, dan jasa yang cukup untuk memikul dua tugas ini. Selama kita memanfaatkan semua potensi yang kita miliki, kedua tugas ini akan terlaksana dengan baik.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat:56)
Bukan hanya menuju anak-anak bagi bayi. Bukan hanya menuju remaja bagi anak-anak. Bukan hanya menuju dewasa bagi remaja. Bukan pula hanya menjadi tua bagi Anda yang sudah dewasa. Seungguhnya, tujuan pasti setiap manusia itu adalah kampung akhirat. Dan hanya ada dua pilihan kampung akhirat, yaitu syurga (Al Jannah) dan neraka (An Naar).
Kita memilih yang mana? Tentu saja, bagi kita orang yang beriman, kita berharap mendapatkan balasan syurga dari Allah. Syaratnya adalah hidup kita sesuai dengan tujuan keberadaan kita, yaitu sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah.
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (QS As Sajdah:19-20)
www.motivasi-islami.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar